Sabtu, 19 November 2016

TEKNIK RADIOGRAFI BNO IVP

TEKNIK RADIOGRAFI BNO IVP


 IVP = Intra Vena Pyelography

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOLOGI SALURAN KENCING

Untuk mengetahui penyakit saluran kencing sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan diradiologi, Salah satunya adalah dengan menggunakan pemeriksaan radiologi BNO IVP.
  
APA ITU BNO IVP:

BNO IVP dalah pemeriksaan radiologi pada organ saluran kencing dimulai dari ginjal, ureter, dan kandung kencing dengan menggunakan bahan kontras yang dimasukan lewat pembuluh darah vena.

sebelum pemeriksaan dimulai pasien akan dilakukan skin test, dan skin IV alergi, dan pasien harus mengisi inform concern persetujuan tindakan, dan juga di tanyai mengenai riwayat penyakit pasien seperti halnya apakah pasien mempunyai riwayat gula (DM), riwayat jantung, riwayat hipertensi, dan yang lainnya sejelas mungkin agar pelaksanaanya nyaman dan aman bagi pasien, radiografer, dan radiolog.


INDIKASI :

  • Batu
  • Kelainan bawaan
  • Tumor
  • Duplikasi ureter & renal pelvis :bentuk ureter yg bercabang dan termasuk kelainan bawaan
  • Ektopik kidney : bentuk ginjal tidak normal dalam perkembangannya ke arah abomen (atas) spt tertahan pada daerah pelvis
  • Ginjal berbentuk spt ladam kuda
  • Pergerakan ginjal yg abnormal ( mal rotation) : dari medial ke ant/ post
  • Cystitis
  • Glomerulo nephritis
  • Hidronephrosisi : distensi dari renal pelvis dan sisten kalises dari ginjal yg disebabkan oleh obstruksi renal pelvis atau ureter
  • Hipertensi ginjal : meningkatnya tekanan darah pada ginjal melalui renal arteri
  • Obstruksi ginjal : obstruksi pada ginjal yg disebabkan oleh batu, trombosis dan trauma

KONTRA INDIKASI :

  • Alergi terhadap bahan kontras
  • Tidak adanya eksresi dari urine
  • Bisa terjadi gagal jantung
  • Gangguan pada hepar
  • Diabetes
  • Perforasi ureter
  • Gagal ginjal akut/ kronis
  • Hematuri


MANFAAT PEMERIKSAAN BNO-IVP:

Untuk menilai sistem kandung kencing, seberapa cepat pasien bisa menahan kandung kencing dalam proses buang air kecil.

Membantu diagnosa adanya gejala kencing darah, nyeri pinggang sebelah kanan atau kiri.

Untuk mendeteksi antara lain:

batu ginjal, pembesaran prostat, tumor ginjal, ureter, dan kandung kemih

Untuk mengetahui kelainan anatomi.


Prosedur pemeriksaan BNO IVP :
  1. Pasien datang ke ruangan radiologi dengan membawa permintaan foto yang sudah didaftarkan dan membayar biaya pemeriksaan di kasir.
  2. Pasien dijanjikan waktu pemeriksaannya dan diberikan penjelasan mengenai persiapan yang harus dilakukan sesuai dengan pemeriksaan.
  3. Pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan ke laboratorium : Ureum dan kreatinin ( Bila melebihi normaal konsulkan ke dokter radiolog )
  4. Untuk pasien rawat inap pemeriksaan dibantu oleh perawat
Persiapan pasien :

  1. Sehari sebelum pemeriksaan atau mulai Pkl 14.00 pasien hanya makan makanan lunak tidak berserat ( Bubur kecap ataupun Bubur kaldu ).
  2. Pkl. 20.00 pasien minum dulcolax tablet 2 butir 
  3. Pkl. 22.00 sebelu tidur,  pasien kembali minum dulcolax sebanyak 2 butir.
  4. Pkl.  05.00 pagi masukkan 1 butir Dulcolax suposutoria melalui dubur atau anus
  5. Selama persiapan dilakukan, pasien tidak diperbolehkan makan ( Puasa ), tidak banyak berbicara, dan tidak merokok sampai dengan pasien datang ke instalasi radiologi sesuai waktu yang dijanjikan dan pemeriksaan selesai dilakukan.
  6. Selama persiapan pasien hanya diperbolehkan minum sebanyak 3x agar terhindar dari dehidrasi. 

Pemeriksaan IVP

  • Pasien diminta memasuki ruangan pemeriksaan.
  • Pasien atau keluarga pasien diberikan penjelasan dan jika telah jelas diminta menandatangani inform consent.
  • Pasien diminta tidur terlentang pada meja pemeriksaan dengan mid sagital plane menempel dengan mid line meja \
  • Lakukan skint tes kontras media sebanyak  1 - 1,5 ml
  • Kaset sesuai ukuran yang dibutuhkan di tempatkan pada cassette tray dibawah meja pemeriksaan 
  • Radiografer mengatur posisi pasien berada tepat dibawah meja pemeriksaan.
Foto Polos BNO / Plain Foto
  •  Untuk mengetahui keadaan abdomen ( BNO ), apakah ada banyak udara / artefak yang akan mengganggu gambaran selama pemeriksaan.
  • Untuk mengetahui keadaan awal dari Abdomen sebagai bahan penilaian ekspertise radiograf.
  • mengetahui kondisi faktor eksposi yang tepat ( Tidak boleh ada pengulangan )
  • Jika radiograf baik maka pemeriksaan bisa dilajutkan.
Pemasukan kontras media :
  • Dokter memasukkan kontras media didampingi oleh Radiografer. Memberikan zat kontras melalui vena ( Apabila skint test negatif ) Sebanyak 40-50 cc kepada pasien.
  • Nilai urium maksimal  50 mg/dl : Nilai creatinin maksimal 1,2 mg/dl
  • Single dose ( 1ml/Kg BB )
  • Double dose ( 1,5 cml/Kg BB )
  • Misal Pasien 73Kg maka kontras 73 ml apabila Double : 73 + 36,5 = 110 ml
 Fase Nefrogram :
  • Fase dimana kontras media memperlihatkan neufron pada ginjal ( terisi minimal )
  • 5 menit setelah penyuntikan 
  • dilakukan kompresi ureter.
  • film : 24x30 cm
  • CP antara xypoideus dan umbilicus
  • CR Tegak Lurus 
  • FFD = 1 meter 
Hasil Gambaran :
  • Densitas baik
  • Tidak ada bagian neufron yang terpotong 
  • Kontras mengisi ginjal/ Calix sampai ureter proksimal
  • Poasitas mampu menampilkan organ
Fase Nefrogram 15
  •  Fase dimana kontras media memperlihatkan neufron, pelvis renalis dan ureter proximal terisi maksimal ( Fungsi eksresi ginjal yang terbendung )
  • 15 menit setelah penyuntikan 
  • Ekspose dilakukan tanpa pembukaan kompresi.
  • Film 24x30 cm
  • CP = Sedikit di atas umbilicus 
  • CR = tegak lurus
  • FFD = 100 cm
Catatan kenapa harus dilakukan kompresi :
  • Untuk membendung kontras media yang dieksresikan ginjal melalui ureter, sehingga nefron dan pelvis dapat mengembang dengan baik.
Cara melakukan kompresi :
  • Letakkan 2 buah bola tenis /   compression ball pada daerah setinggi umbilicus / setinggi SIAS 
  • Compression bandage dikatikan pada ujung lain meja dan compression ball ditekan dengan tuas pengungkit.
  • Diukur tekanan bandage tidak terlalu kencang maupun longgar.
Fase Ureter :
  • Fase dimana kontras media memperlihatkan nefron, Pelvis renalis dan ureter proksimal terisi maksimal dan ureter distal mulai mengisi kandung kemih ( Fungsi eksresi ginjal tidak terbendung ).
  • 30 menit setelah penyuntikan
  • Film 30x40 cm
  • CP = Garis Pertengahan SIAS
  • CR Tegak lurus film
  • FFD 100 cm 
 Hasil Gambaran :



  • Densitas baik 
  • Tidak ada bagian ginjal yang terpotong 
  • Kontras mengisi ginjal sampai ureter distal dan sedikit mengisi kandung kemih
  • Opasitas mampu menampilkan organ/ tractus urinarius 

Fase Vesica Urinaria Full Blast
  •  Fase dimana kontras media  memperlihatkan nefron, Pelvis renalis, ureter hingga kandung kemih ( Fungsi eksresi ginjal tidak terbendung ). 
  • 45 menit setelah penyuntikan 
  • Film 30x40 cm 
  • CP = Garis pertengahan SIAS atau diantara SIAS dan Symphisis Pubis.
  • CR Tegak lurus Vertikal
  • FFD = 100 cm
Hasil Gambaran :

  • Densitas baik
  • Tidak ada bagian ginjal yang terpotong 
  • Kontras mengisi kandung kemih hingga VU mengembang 
  • Opasitas mampu menampilkan organ vesica urinaria terisi penuh kontras media 
  • Seing disebut foto " Full Blast "
Fase Vesica Urinaria Post Void
  • Fase dimana kontras media  memperlihatkan kandung kemih dalam keadaan kosong ( Fungsi pengosongan kandung kemih ).
  • 50 menit setelah penyuntikan 
  • Film 30x40 cm
  • CP = Garis pertengahan SIAS atau diantara SIAS dan Symphisis Pubis
  • CR Tegak Lurus
  • FFD 100 cm
Kriteria gambaran Post Void
  • Densitas baik
  • Tidak ada bagian ginjal hingg VU yang terpotong
  • Kontras keluar melalui kandung kemih hingg VU terlihat kosong
  • Opasitas mampu menampilan organ
  • Vesica Urinaria terisi penuh kontras media 
  • Sering disebut " Post Void " atau " Post Mixie"
 Late Foto :
  • Adanya keadaan dimana kontras media terlambat menampilkan gambaran organ yang diakibatkan oleh adanya kelainan pada organ ( Adanya batu di Nefron sehingga ureter tidak tervisualisasikan )
  • Apabila terjadi " Late Foto " sebaiknya pasien difoto post voiding satu jam kemudian.
  • Late foto bisa sampai 2 jam.
Contoh Foto yang terdapat kelainan seperti " Nefrolithiasis"